Resensi Film Bad Genius

By ekamek - December 02, 2017

Sutradara : Nattawut Poonpiriya
Pemain    : Chutimon Cheungcharoensukying, Eisaya Hosuwan,
                  Teeradon, Supapunpinyo, Chanon Santinatornkul,
                  Thaneth Warakuklnukro
Skenario  : Nattawut Poonpiriya, Vasudhorn Piyaromna,
                  Tanida Hantaweewatana
Durasi      : 132 menit
Bahasa     : Thai
Tanggal Rilis : 23 Agustus 2017 (Indonesia)

Bad Genius merupakan film dari Thailand yang menceritakan tentang pelajar pintar yang menjadikan budaya mencontek sebagai ladang bisnis. Lynn (Chutimon Chuengcharoesukying) adalah seorang murid yang pintar. Ia memenangkan banyak kompetisi.  Ayahnya memindahkan Lynn ke sekolah yang paling bergensi di Bangkok. Tujuannya agar ia bisa kuliah ke luar negeri. Di sekolah baru ini, ia mendapatkan beasiswa berkat kepintarannya.
Awalnya Lynn keberatan untuk pindah sekolah karena sudah merasa nyaman dengan sekolah sebelumnya. Namun sejak bertemu Grace (Eisaya Hosuwan), Lynn bisa beradaptasi. Grace adalah siswa yang cantik tapi payah dalam pelajaran. Mengetahui Lynn anak yang pintar, Grace meminta tolong Lynn untuk mengajarinya karena akan ada ulangan Matematika. Saat ulangan berlangsung, Lynn merasa soal-soal tersebut telah ia pelajari bersama Grace tapi Grace tidak mengingatnya. Akhirnya Lynn membantu Grace dengan menuliskan jawaban di penghapus, meletakkannya di sepatu, lalu menukarkannya dengan Grace.
Berkat aksi ini, Grace mendapatkan nilai yang tinggi. Mengetahui hal itu Pat (Teeradon Supapunpinyo), pacar Grace, mempunyai ide untuk menjual kepintaran Lynn menjadi uang. Karena ia menyadari kalau ia membutuhkan untuk keperluan sekolah dan keluarganya, ia pun bersedia. Lynn mengajarkan kode-kode gerakan jari dari not piano kepada siswa-siswa yang membayarnya agar tidak ketahuan dalam melancarkan aksi mencontek.
Cerita mulai memanas ketika salah seorang siswa laki-laki bernama Bank (Chanon Santinatornkul) melaporkan seorang seorang siswa yang ia curigai mencontek kepada Lynn. Bank merupakan anak laki-laki pintar yang juga mendapatkan beasiswa seperti Lynn. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Bank juga menjadi saingan Lynn untuk mendapatkan beasiswa ke Singapura. Karena laporan dan Bank ini, bisnis kursus piano (mencontek) pun terbongkar.
Puncak cerita dalam film ini adalah ketika, Lynn dan Bank mendapat tawaran dari Pat dan Grace untuk menjadi joki dalam ujian internasional SITC dengan memanfaatkan perbedaan waktu. Lynn dan Bank mengerjakan ujian di Sydney yang lebih dahulu beberapa jam dan mengirimkan kunci jawaban kepada teman-teman yang ada di Thailand. Dari misi ini mereka akan mendapatkan ratusan juta baht.

Film ini memiliki rating IMBd 8.1. Aksi menconteknya memiliki teknik dan trik yang tak diduga contohnya saja dengan memakai kode dari gerakan jari not piano. Menurut saya, sutradaranya begitu cermat memperhatikan trik yang digunakan dan membuat suasana tegang dari aksi-aksi mencontek tersebut.
Secara keseluruhan film ini membuat saya penasaran di setiap aksi-aksi yang mereka lakukan. Alurnya pun tak diduga-duga. Komentar yang keluar dari mulut saya setelah menyelesaikan film ini adalah Pintar yaa tapi Bodoh sesuai sama judulnya wkwk.
Nilai moral yang terdapat dalam film ini adalah gunakan kepintaran ke arah yang lebih positif. Terkadang orang-orang dibutakan oleh uang tapi uang juga bisa menjatuhkanmu. Dan menurutku film ini recomended buat ditonton.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar